PEMELIHARAAN TRAFO GARDU INDUK

           adalah kegiatan penting untuk menjaga keandalan, kestabilan, dan efisiensi sistem tenaga listrik. Gardu Induk merupakan pusat distribusi dan penghubung jaringan listrik yang berperan dalam menyalurkan daya dari pembangkit listrik ke pengguna melalui jaringan transmisi dan distribusi. 

Di dalam Gardu Induk, trafo berfungsi sebagai perangkat utama untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik, sehingga pemeliharaan yang tepat sangat penting untuk mencegah gangguan yang berpotensi besar.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai pemeliharaan trafo di Gardu Induk:

1. Jenis Pemeliharaan

Pemeliharaan trafo di Gardu Induk dilakukan dalam tiga jenis utama:

A. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance):

Pemeliharaan ini dilakukan secara terjadwal untuk mencegah kerusakan trafo sebelum terjadi gangguan besar. Fokusnya adalah pada inspeksi, pengujian, dan tindakan perawatan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.

  • Tujuan: Menghindari kerusakan tak terduga dan memperpanjang umur trafo.
  • Frekuensi: Harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan.

B. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance):

Pemeliharaan ini dilakukan ketika ditemukan adanya kerusakan atau anomali pada trafo. Fokus dari pemeliharaan ini adalah memperbaiki kerusakan dan mengembalikan fungsi normal trafo.

  • Tujuan: Memperbaiki kerusakan yang terjadi untuk mencegah masalah lebih besar.
  • Frekuensi: Dilakukan setelah adanya indikasi kerusakan atau ketika hasil pemeliharaan preventif menunjukkan adanya kerusakan.

C. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance):

Pemeliharaan ini melibatkan pemantauan kondisi trafo secara real-time atau berkala, dengan tujuan memprediksi kapan komponen akan mengalami kerusakan. Alat sensor digunakan untuk mengumpulkan data dan memprediksi umur peralatan.

  • Tujuan: Mengoptimalkan waktu perbaikan dan menekan biaya pemeliharaan.
  • Frekuensi: Terus menerus, dengan menggunakan teknologi seperti Dissolved Gas Analysis (DGA) dan sensor getaran.

2. Langkah-langkah Pemeliharaan Trafo di Gardu Induk

A. Pemeriksaan Visual dan Inspeksi Harian

  • Kondisi Fisik: Memeriksa adanya kebocoran minyak, perubahan warna, kerusakan fisik pada bushing, kabel, atau bagian luar trafo.
  • Level Minyak: Memeriksa level minyak isolasi di trafo. Minyak ini digunakan untuk isolasi listrik dan sebagai media pendingin. Level minyak yang rendah dapat menyebabkan overheating atau kegagalan isolasi.
  • Suhu Operasi: Memeriksa indikator suhu pada trafo untuk memastikan bahwa trafo beroperasi dalam batas suhu yang normal.
  • Kondisi Pendingin: Memeriksa kipas pendingin, radiator, atau sistem pendinginan lainnya untuk memastikan berfungsi dengan baik.

B. Pemeliharaan Sistem Isolasi Minyak

  • Pengujian Minyak Isolasi: Mengukur nilai tegangan tembus minyak (breakdown voltage) menggunakan uji dielektrik. Minyak yang baik memiliki tegangan tembus tinggi, sehingga mampu melindungi trafo dari arus hubung singkat.
  • Dissolved Gas Analysis (DGA): Analisis gas terlarut dilakukan untuk mendeteksi adanya gas yang dihasilkan dari degradasi atau kerusakan internal trafo, seperti gas hidrogen (H2), karbon monoksida (CO), dan asetilena (C2H2). Meningkatnya gas-gas tertentu dapat menandakan adanya masalah seperti pelepasan busur listrik (arcing) atau overheating.
  • Penggantian atau Pemurnian Minyak: Jika minyak isolasi terdeteksi mengalami penurunan kualitas, maka perlu dilakukan filtrasi atau penggantian minyak secara keseluruhan.

C. Pemeriksaan Komponen Listrik

  • Bushing: Bushing adalah komponen isolator yang menghubungkan terminal trafo ke jaringan eksternal. Pemeriksaan bushing meliputi pengecekan retak, kebocoran, dan kondisi terminal yang menghubungkan sistem tenaga.
  • Resistansi Isolasi: Pengujian resistansi isolasi menggunakan alat megger untuk mengetahui kondisi isolasi belitan. Resistansi yang rendah dapat menandakan degradasi isolasi dan kemungkinan kegagalan belitan.
  • Uji Tan Delta (Tan Delta Test): Pengujian ini digunakan untuk memeriksa kualitas isolasi belitan trafo. Kenaikan faktor kerugian dielektrik bisa menandakan adanya kelembapan atau degradasi pada isolasi.
  • Pengujian Ratio Trafo (Turns Ratio Test): Untuk memastikan bahwa rasio antara lilitan primer dan sekunder masih sesuai dengan spesifikasi pabrik, sehingga memastikan kinerja yang optimal.

D. Pemeliharaan Sistem Pendinginan

  • Radiator dan Kipas Pendingin: Memastikan radiator tidak tersumbat debu atau kotoran, yang dapat mengurangi efisiensi pendinginan. Selain itu, kipas pendingin harus diperiksa untuk memastikan semua motor dan mekanisme penggerak berfungsi dengan baik.
  • Pompa Minyak (Oil Pumps): Pada trafo dengan sistem pendingin berbasis sirkulasi minyak, pompa minyak harus berfungsi dengan baik untuk menjaga perputaran minyak dan pendinginan yang efisien.

E. Pengujian Relay Proteksi dan Peralatan Kontrol

  • Relay Buchholz: Relay ini digunakan untuk mendeteksi adanya gas akibat kerusakan internal di trafo, seperti ledakan internal. Pemeriksaan relay Buchholz dilakukan untuk memastikan sensitivitas dan keandalannya.
  • Relay Arus Lebih (Overcurrent Relay): Relay ini melindungi trafo dari arus lebih yang berbahaya. Pengujian relay ini dilakukan dengan simulasi arus lebih untuk memverifikasi respons proteksi.
  • Relay Diferensial: Digunakan untuk mendeteksi gangguan internal dalam trafo dengan cara membandingkan arus pada sisi primer dan sekunder. Pengujian ini memastikan proteksi bekerja ketika terjadi gangguan di dalam trafo.
  • Sistem SCADA: Pemeriksaan sistem kontrol otomatis, termasuk integritas sinyal dari sensor dan alat ukur yang dikendalikan oleh SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition).

F. Pengujian Sistem Grounding (Pembumian)

  • Resistansi Grounding: Resistansi sistem pembumian harus sesuai dengan standar yang ditentukan, biasanya kurang dari 1 ohm. Resistansi yang tinggi dapat menyebabkan kegagalan proteksi dan menimbulkan risiko keselamatan.
  • Pemeriksaan Koneksi Grounding: Semua koneksi pembumian, baik di struktur maupun peralatan, harus diperiksa untuk memastikan tidak ada sambungan yang longgar atau terkorosi.

3. Dokumentasi Pemeliharaan

Setiap kegiatan pemeliharaan harus didokumentasikan dengan rinci. Dokumentasi ini meliputi hasil inspeksi, pengujian, tindakan perbaikan, serta saran untuk pemeliharaan lebih lanjut. Dokumentasi ini penting untuk analisis tren kondisi trafo dan untuk merencanakan pemeliharaan di masa depan.

4. Frekuensi Pemeliharaan Trafo di Gardu Induk

  • Harian: Pemeriksaan visual sederhana, pemantauan suhu, dan kebisingan.
  • Bulanan: Pemeriksaan lebih detail seperti level minyak, kondisi pendinginan, dan resistansi isolasi.
  • Tahunan: Pengujian minyak (DGA), uji tan delta, pengujian rasio lilitan, serta pemeliharaan sistem proteksi dan pendinginan.
  • Pemeliharaan Besar (5 Tahunan): Perawatan menyeluruh pada trafo, termasuk penggantian minyak, pengujian tegangan tinggi, dan penggantian komponen yang mengalami degradasi.

5. Keselamatan dalam Pemeliharaan Trafo di Gardu Induk

  • Alat Pelindung Diri (APD): Teknisi harus menggunakan APD seperti helm, sarung tangan isolasi, sepatu pelindung, dan kacamata saat melakukan pemeliharaan trafo.
  • Prosedur Pemadaman: Sebelum melakukan pemeliharaan, trafo harus dinonaktifkan dan dipastikan dalam kondisi aman dengan melakukan pengujian zero voltage (tegangan nol) untuk mencegah bahaya tegangan residual.
  • Tanda Peringatan dan Isolasi Area: Selama pemeliharaan, area di sekitar trafo harus diberi tanda peringatan dan diisolasi dari akses umum untuk menghindari kecelakaan.

6. Kesimpulan

Pemeliharaan trafo di Gardu Induk adalah langkah kritis untuk memastikan kelangsungan operasi sistem kelistrikan yang aman dan andal. Kegiatan ini melibatkan berbagai pemeriksaan rutin, pengujian teknis, serta pemeliharaan komponen utama seperti minyak isolasi, bushing, sistem pendinginan, dan proteksi. Dengan

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kontak Person

Label

List Sales

Produks
100% barang baru, Petikayu, Spesifikasi tekhnik, Asal usul barang, Garansi.
Jasa
Instalasi, injeck kalibrasi Resistan Switch, Analizer Breaker, Hipot Test, comisionning, Training .
Cara Order
Permintaan Penawaran, Purchase Order. invoice dan kirim barang.

Order List

  1. Cubicle schnieder Sm6.
  2. Cubicle PIX.
  3. Cubicle Fluair.
  4. Relay Easergy Micom.
  5. Recloser.
  6. Sectionalizer.
  7. Commissioning.
  8. Injeck kalibrasi.
  9. Panel Maker.
  10. Maintenance.
  11. Service.
  12. Art accesoreis komponen.

Recent Posts

Team support

Custumer Service our help to this Hubungi kami : "Klik : LOKASI ALAMAT KAMI" with details about Produks customization you need.

Pages

Kota

Banda Aceh – Langsa - Lhokseumawe - Sabang - Subulussalam - Binjai - Gunungsitoli - Medan - Padangsidimpuan - Pematangsiantar - Sibolga - Tanjungbalai - Tebing Tinggi - Bengkulu - Jambi - Sungaipenuh - Dumai - Pekanbaru - Bukittinggi - Padang - Padang Panjang - Pariaman - Payakumbuh - Sawahlunto - Solok - Lubuklinggau - Pagar Alam - Palembang - Prabumulih - Bandar Lampung - Metro - Pangkalpinang - Batam - Tanjungpinang - Bandung - Banjar - Batu - Bekasi - Blitar - Bogor - Cilegon - Cimahi - Cirebon - Depok - Jakarta - Jakarta Utara - Jakarta Timur - Jakarta Pusat - Jakarta Selatan - Jakarta Barat - Kediri - Madiun - Magelang - Malang - Mojokerto - Pasuruan - Pekalongan- Probolinggo - Salatiga - Semarang - Serang - Sukabumi - Surabaya - Surakarta - Tasikmalaya - Tangerang - Tangerang Selatan - Tegal - Yogyakarta - Pontianak - Singkawang - Banjarbaru - Banjarmasin - Palangka Raya - Balikpapan - Bontang - Samarinda - Tarakan - Denpasar - Bima - Mataram - Kupang - Makassar - Palopo - Parepare - Baubau - Kendari - Palu - Gorontalo - Bitung - Kotamobagu - Manado - Tomohon - Ambon - Tual - Ternate - Tidore Kepulauan - Jayapura - Sorong